IDI Jatim : Indonesia Tidak Kalah dengan Dokter Asing

In Berita Umum 20 February 2023

ForumDokter.id - Ketua IDI Jatim DR. Dr. Sutrisno, Sp.OG(K) menyebut sumber daya manusia di bidang kedokteran di Indonesia sudah sangat mumpuni.

Pihaknya menyakini dokter dalam negeri bisa bersaing jika nantinya dokter asing bertugas di Indonesia. 

“Pertama tentu saja kita harus membuktikan bahwa dokter di Jawa Timur itu qualified. Kita akan komunikasikan dengan dengan stageholder kalau kita bukan kelas dua, kelas tiga tapi tetap kelas satu,” katanya usai pelantikan pengurus IDI Jatim, sabtu malam (18/2/23).

Mengatasi wacana masuknya dokter asing, pihaknya bertekad membuktikan kualifikasi dokter-dokter di Jawa Timur. 

“Kami sampaikan ke pemerintah data-data yang baik, bermutu, valid sehingga bisa menjadi pijakan pemerintah yang tepat,” katanya.

Sutrisno juga mengaku tidak anti akan hadirnya dokter asing sebab menurutnya memiliki tujuan yang sama untuk memberikan ilmu pengetahuan dan membawa manfaat kepada masyarakat.

Meski demikian, ditegaskan Sutrisno, dalam pemilihan dokter asing yang masuk ke Indonesia nanti harus secara selektif. Sebab, tidak semua dokter dari luar negeri berkualitas bagus.

“Pada prinsipnya kami tidak takut dan anti dokter asing. Tapi tentu selektif, karena tidak semua dokter asing bagus. Dokter Indonesia juga sangat bagus, kita sudah melakukan pendidikan yang lama dan kita tidak kalah dengan dokter asing,” katanya.

“Tidak semua dokter di luar negeri bagus. Katakan Singapura memiliki daftar center-center yang qualified dan diijinkan nah itu yang perlu kita tiru. Karena dokter menyentuh manusia, masyarakat Indonesia karena fokus keselamatan dan harus dokter yang jelas tingkat profesionalnya,” tambahnya.

Saat ini pihaknya akan berfokus pada memperkuat solidaritas internal agar IDI Jatim lebih kuat dan profesional.

“Fokus kita membangun internal IDI Jatim agar lebih solid, lebih kuat dan profesional. Kita juga fokus bersama-sama pemerintah dan organisasi profesi lain membangun kesehatan masyarakat Jatim,” katanya.

Ditanya tentang pemerataan dokter di Jawa Timur, Sutrisno menyampaikan, sepakat terus menambah dokter spesialis di Jawa Timur.

“Kalau dokter umum sudah cukup rasionya 1.700 masyarakat dilayani 1 dokter umum, kalau spesialis terus menambah,” katanya.

Ia juga menyebut bahwa Jawa Timur memiliki dua center besar untuk pendidikan dokter spesialis. Yakni di Surabaya dan Malang yang disebut terus meluluskan dan menambah jumlah dokter spesialis di Jawa Timur.

Pihaknya juga mensuport otoritas pemerintah untuk memeratakan dokter-dokter di Jawa Timur.

“Perlu diingat Jawa Timur ada dua center besar pendidikan spesialis dimana semua bidang di latih dan dikerjakan di situ. Ada 4.500 an dokter spesialis di Jatim,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum PB IDI dr. Moh Adib Khumaidi, Sp.OT mengatakan, rencana kemudahan dokter asing butuh verifikasi, penyetaraan ijasah dan penyetaraan kompetensi yang harus melibatkan organisasi profesi.

Dia menyampaikan, negara harus memiliki referensi lulusan fakultas kedokteran luar negeri yang itu kualifikasinya bagus seperti yang dimiliki Singapura.

“Jadi tidak serta merta kemudian semua warga negara asing yang akan berpraktek sebagai dokter. Kedua, Singapura juga melakukan tetap diutamakan sebagai publik hospital, bukan private hospital,” katanya.

Prakter itu pun, lanjut Adib, harus melalui seleksi dan kontrol praktek yang melibatkan stageholder, organisasi profesi, instansi pendidikan, termasuk kementerian luar negeri dan kementerian pendidikan dalam satu komite bersama.

“Kalau tidak melakukan seleksi, yng dirugikan masyarakat karena indonesia punya market masyarakat besar ini tanggung jawab kita jangan sampai masyarakat mendapat layanan yang tidak terkualifikasi dan membahayakan,” tutupnya. (*)

(*Tribunnews.com)

Comments (0)