Jokowi Booster COVID Kedua Pakai Vaksin IndoVac, Segini Efikasinya

In Berita Umum 25 November 2022



FEDI - Presiden RI Joko
Widodo menerima suntikan vaksin Covid-19 booster kedua kemarin, Kamis
(24/11/22). Ia menggunakan vaksin Covid-19 produksi dalam negeri IndoVac,
hasil pengembangan PT Bio Farma bersama Baylor College of Medicine.


"Pada pagi hari ini saya tadi baru saja divaksin
booster, vaksin penguat, dan ini saya ajak seluruh masyarakat utamanya tenaga
kesehatan, utamanya lansia, dan juga orang-orang yang interaksinya tinggi
antarmasyarakat," ujar Jokowi, Kamis (24/11/22).


Sebelumnya pada Rabu (23/11/22), Kementerian Kesehatan RI
mengumumkan bahwa lansia berusia 60 tahun ke atas sudah bisa disuntik vaksin
Covid-19 booster kedua. Hal itu menyusul kenaikan kasus Covid-19 di RI kini
yang diduga dipicu oleh merebaknya subvarian Omicron XBB dan BQ.1.


"Jadi buat masyarakat tolong diingatkan agar
cepat-cepat booster. Baru 66 juta dari 204 juta target sasaran kita yang
dibooster, cepat dibooster khususnya untuk nakes dan lansia di atas 60 tahun
segera booster kedua," ungkap Menkes RI Budi Gunadi Sadikin dalam agenda vaksinasi
booster kedua Jokowi.


Lebih lanjut Menkes meminta, ke depannya vaksinasi
Covid-19 booster untuk masyarakat RI bisa menggunakan vaksin produksi dalam
negeri. Mengingat, vaksin IndoVac telah beroleh izin penggunaan darurat (EUA)
dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan diperuntukkan usia 18 tahun ke
atas.


"Jangan lupa boosternya pakai IndoVac karena itu sudah
terbukti sangat ampuh, tidak kalah dari produksi luar negeri," pungkas
Menkes.


Kepala Divisi Surveillance dan Uji Klinis dari Bio
Farma, dr Rini Mulia Sari, sempat menyebut efikasi dari vaksin IndoVac telah
mencapai tingkat lebih dari 80 persen. Efisiensi Indovac juga selaras dengan
jenis Pfizer dalam menangkal virus Omicron.


Sorotan Epidemiolog


Dalam kesempatan sebelumnya, epidemiolog dari Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, menyebut
vaksin IndoVac produksi Bio Farma memang akan digunakan sebagai vaksinasi
Covid-19 booster. Menurutnya, Bio Farma sudah dikenal di kancah dunia sebagai
salah satu pesaing produsen vaksin.


Terlebih
ia menyoroti, kebanyakan pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam kondisi
belum disuntik booster vaksin Covid-19. Pada situasi gelombang kali ini, 60
persen varian Corona yang merebak adalah subvarian Omicron XBB dan BQ.1.


"Saya
percaya tingkat imunitas sekarang itu cukup baik. Tetapi tidak berlaku sama
pada setiap orang. Nanti dengan sekarang saja ada kenaikan, banyak yang
tertular. Tetapi yang menjadi korban adalah sebagian besar yang belum
divaksinasi atau vaksinasinya belum lengkap. Kalau sudah dibooster, dari data
nggak ada yang mati. Sedikit sekali," ujarnya saat ditemui detikcom di Jakarta
Selatan, Selasa (22/11/22).


"Kalau
mendapat booster, akan lebih rendah lagi risiko kematiannya. Artinya lengkap
itu sudah lama. Salah satu konsep reinfeksi adalah imunitas kita dipakai lagi
dan lagi untuk mengatasi infeksi kan. Jadi kemungkinan juga varian baru juga
bisa menghindar dari imunitas kita," pungkas Pandu.
(*)


(*Artikel sudah tayang di detikHealth)

Comments (0)