Lansia Sudah Boleh Suntik! Nih Jenis Vaksin Booster Kedua yang Bisa Dipakai

In Berita Umum 24 November 2022
FEDI - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) membuka aturan baru terkait penyuntikan booster COVID-19 kedua bagi lansia yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/5565/2022. Dalam surat ini pula, Kemenkes mengatur rejimen untuk jenis vaksin booster kedua. Sebab, diketahui belakangan ini lansia jadi penyumbang angka kematian COVID-19 terbanyak dengan besaran data kumulatif lebih dari 50 persen. Lonjakan kasus tersebut terjadi karena temuan baru subvarian Omicron XBB dan BQ. 1 yang semakin merajalela di Indonesia.

"Sebagai upaya mitigasi peningkatan kasus dan munculnya subvarian baru, pemerintah mulai menggenjot cakupan vaksinasi COVID-19 baik dosis lengkap maupun booster. Yang terbaru, Kementerian Kesehatan mengizinkan pemberian vaksinasi booster COVID-19 dosis kedua, atau suntikan keempat, kepada lansia berusia di atas 60 tahun," tertera dalam laman Kemenkes RI, dikutip detikcom, Rabu (23/11/22).

Untuk sementara, Kemenkes belum bisa memberikan booster kedua ini kepada masyarakat umum karena orang dewasa muda kebanyakan mengalami gejala ringan saja. Meski begitu, mereka diimbau untuk tetap tidak lengah dan tetap menerapkan protokol Kesehatan.

Jenis Vaksin Booster Kedua

Nakes tidak boleh sembarang memberikan dosis booster kedua kepada lansia. Pemberian jenis vaksin booster kedua ini harus disesuaikan pada booster pertama, berikut daftar aturan kombinasinya:

1. Kombinasi untuk booster pertama Sinovac

    - AstraZeneca diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

    - Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

    - Moderna diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

    - Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

    - Sinovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

    - Indovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml


2. Kombinasi untuk booster pertama AstraZeneca

    - Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

    - Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

    - AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml


3. Kombinasi untuk booster pertama Pfizer

    - Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml

    - Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

    - AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml


4. Kombinasi untuk booster pertama Moderna

    - Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

    - Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml


5. Kombinasi untuk booster pertama Janssen (J&J)

    - Janssen (J&J) diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

    - Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

    - Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml


6. Kombinasi untuk booster pertama Sinopharm

    - Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

    - Zivifax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml


7. Kombinasi untuk booster pertama Covovax

    - Covovax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml


Syarat Pemberian Vaksin Booster Kedua

Juru bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengatakan dosis booster kedua bisa didapatkan jika lansia telah menerima booster pertama enam bulan sebelumnya. Oleh karena itu, ia menyarankan kepada masyarakat untuk segera melengkapi vaksin primer sekaligus mendapatkan booster pertama atau vaksin ketiga.

"Adapun vaksinasi COVID-19 booster kedua untuk lansia, bisa diberikan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sejak booster pertama diberikan," ungkap Syahril, dikutip dari laman Kemenkes RI, Rabu (23/11/22).

Manfaat Vaksin Booster Kedua

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI, dr M Adib Khumaidi, SpOT membeberkan vaksin booster kedua memiliki peran besar untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh dan mencegah gejala COVID-19 semakin parah. Terlebih enam bulan setelah vaksin, tubuh akan kehilangan imunitasnya sebagai tameng pelindung terhadap virus corona.

Selain itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menemukan fakta bahwa orang sudah mendapatkan vaksin booster memiliki kemungkinan 21 kali lebih kecil untuk meninggal dan tujuh kali lebih kecil peluangnya dirawat di rumah sakit akibat COVID-19.

Efek Samping Booster Kedua

Sama halnya obat, vaksin tentunya juga memiliki efek samping bagi manusia. Namun, tidak semua orang yang menerima vaksin booster kedua mendapatkan efek samping yang serupa atau bahkan tidak mengalaminya sama sekali. Dikutip dari National Health Service, efek samping yang mungkin sebagian besar orang rasakan adalah:

- Nyeri lengan karena suntikan

- Mudah Lelah

- Sakit kepala

- Merasa pegal

- Demam atau tidak enak bada

Kondisi ini umumnya hanya berlangsung selama seminggu dan dapat diobati menggunakan pereda nyeri atau parasetamol bila diperlukan. Pada kasus yang sangat jarang, seseorang yang menerima vaksin booster mungkin akan merasakan reaksi alergi, pembekuan darah, peradangan jantung (miokarditis). Jadi, jika masyarakat mengalami efek samping yang tidak biasa atau tak kunjung sembuh segera laporkan ke faskes terdekat.

Masyarakat bisa melihat ketersedian stok jenis vaksin booster kedua pada puskesmas atau rumah sakit terdekat. Jika syaratnya sudah terpenuhi, lakukanlah penyuntikan dosis tersebut secepat mungkin agar kasus COVID-19 di Indonesia tidak merebak kembali. (*)

(Artikel sudah tayang di detikHealth)

Comments (0)