Strategi Menkes Hingga IDI Atasi Carut Marut Krisis Dokter Spesialis di RI

In Berita Umum 14 December 2022



FEDI - Indonesia masih mencatat kematian tinggi akibat jantung, stroke, kanker. hingga ginjal. Penyebabnya adalah krisis dokter spesialis hingga persoalan distribusi tenaga kesehatan.

Strategi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ke depan akhirnya mendorong adanya perbaikan sistem. Misalnya, pembentukan pendidikan calon dokter spesialis nantinya ditambah dengan basis rumah sakit atau hospital based, tidak hanya berbasis universitas atau university based.

Program ini dilakukan melalui Academic Health System (AHS). Menurut Budi, penambahan basis rumah sakit memungkinkan kemudahan sistem pembayaran gaji bagi mahasiswa program pendidikan dokter spesialis PPDS.

"Krisis dokter spesialis ini tidak cukup mampu untuk melayani kebutuhan layanan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia. Maka dari itu kita butuh melakukan pembaharuan sistem untuk meningkatkan jumlah produksi serta upaya pemerataan dokter spesialis di seluruh kabupaten/kota di Indonesia," ungkap Menkes Budi dalam Dialog Pertemuan Koordinasi dan Evaluasi Pendayagunaan Dokter Spesialis di Jakarta pada Selasa (13/12/22).

"Konsep pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit juga memungkinkan adanya sistem pembayaran gaji bagi peserta PPDS untuk mendukung perbanyakan produksi dan pemerataan dokter spesialis. Objektifnya bukan untuk mengurangi produksi dalam sistem universitas melainkan untuk membuka peluang baru dan menambah jumlah produksinya melalui sistem pendidikan berbasis rumah sakit." sambung Menkes Budi.

Strategi AHS sejalan dengan apa yang diutarakan Majelis Kolegum Kedokteran Indonesia IDI. Persoalan utama yang disorot adalah masalah distribusi. Hingga kini, belum ada penetapan ideal jumlah dokter yang dibutuhkan setiap wilayah.

Walhasil, sulit untuk menjalankan produksi dokter besar-besaran tanpa perencanaan distribusi yang jelas. Hal yang dikhawatirkan adalah pemberdayaan dokter di daerah nantinya tidak maksimal.

''Jadi intinya adalah produksi saja tidak akan bermanfaat bila tidak disertai dengan distribusi yang, selain temuan akselerasi jumlah dokter melalui pendampingan, ada juga peningkatan jumlah dosen di RS pendidikan, dari semula rasio 1:3 menjadi satu dosen berbanding lima mahasiswa,'' kata Ketua MKKI Setyo Widi Nugroho, dalam konferensi pers IDI Selasa (13/12/22).

"Sekarang sudah dievaluasi terus bagaimana setiap wilayah terkait dokter spesialis, dan itu dipertanggung jawabkan bersama Kemenkes jadi bukannya organisasi profesi kerja sendiri, kami membantu Kemenkes dan Kemendikbud melakui komite bersama konsep AHS,'' (*)


(*Artikel sudah tayang diĀ  health.detik.com)



Comments (0)